22.3.24

Mengenal Berbagai Tipe Sahabat Menstruasi. Mana Bestimu?

Katanya, menjadi wanita itu rumit. Mulai dari A sampai Z semua ada aturannya. Termasuk setiap bulan harus mengalami menstruasi. Ketika menstruasi, hidup terkadang menjadi lebih rumit, perasaan menjadi lebih sensitif, kondisi tubuh terasa kurang fit, apalagi harus berurusan dengan darah amis yang bikin kondisi fisik dan jiwa bertambah labil. Oleh karena itu, penting untuk memilih sahabat menstruasi yang tepat untuk melewati masa menstruasi kita. Ya, perkara penampung darah menstruasi tidak bisa dianggap sepele ya, karena apabila tidak diperhatikan dengan baik maka akan beresiko terkena iritasi atau bahkan sampai terkena toxic shock syndrome.

Di Indonesia sendiri, masyarakat kita umumnya hanya familiar dengan tipe pembalut kapas yang bersifat sekali pakai untuk menampung darah menstruasi. Padahal, ada banyak jenis penampung darah menstruasi yang bisa jadi besti menstruasimu. Apa saja ya?

1. Pembalut sekali pakai

Pembalut sekali pakai adalah penampung darah haid yang paling umum digunakan di Indonesia. Penggunaan pembalut sekali pakai praktis digunakan dan harganya relatif murah. Akan tetapi, pembalut sekali pakai sebenarnya memiliki resiko bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan pembalut sekali pakai dalam jangka waktu yang lama dan dengan kondisi pembalut telah kotor terkena darah adalah tempat yang nyaman untuk mikrobia tumbuh. Mikrobia ini akan menyebabkan iritasi pada area selangkangan dan sekitar kemaluan kita. Pembalut sekali pakai ini pun juga ada banyak jenisnya. Ada yang berbahan dasar kapas, mengandung herbal, atau pun yang berbahan arang bambu. Untuk pembalut sekali pakai yang mengandung herbal dan berbahan arang bambu, harganya relatif mahal dibanding yang berbahan dasar kapas. Namun, apapun jenis pembalut sekali pakainya, pastikan untuk rutin mengganti setiap 6 jam sekali dan mengemas pembalut bekas pakai dengan benar sebelum dibuang ke bak sampah

Pembalut sekali pakai

2. Tampon

Tampon ini sebenarnya serupa dengan pembalut kain karena sama-sama berbahan dasar kapas dan dapat menyerap darah. Namun hal yang berbeda adalah pada penggunaanya. Tampon memiliki  bentuk memanjang dan dimasukkan ke lubang vagina. Penggunaan tampon relatif lebih higienis pada daerah sekitar selangkangan karena darah tidak keluar, sehingga area celana dalam relatif tetap bersih. Namun, penggunaan tampon tidak familiar di Indonesia karena memasukkan benda ke vagina adalah hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, seperti halnya pembalut seklai pakai, tampon harus diganti tiap 6 jam sekali, sehingga potensi menghasilkan sampah yang cukup banyak pula.

Tampon



3. Pembalut kain

Pembalut kain

Nah, berkaca pada permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari penggunaan pembalut atau tampon sekali pakai, maka muncul produk pembalut kain untuk mengakomodir para pecinta lingkungan yang ingin mengurangi sampah (dan kaum mendang mending, karena dengan pemakian berulang tentu pembalut kain akan lebih hemat). Model pembalut kain ada beraneka ragam, bahan yang digunakan bermacam-macam, ada bahan alami seperti serat bambu, katun, ataupun bahan sintetis seperti mikrofiber, poliester, poliamida, atau thermoplastic polyurethane (TPU). Penggunaan pembalut kain dapat mengurangi resiko iritasi akibat bahan kimia yang umumnya terkandung pada pembalut sekali pakai dan lebih aman bagi kesehatan. Namun, penggunaan pembalut kain cukup merepotkan saat mencucinya, karena apabila pencucian kurang bersih, maka pembalut akan berbau tidak sedap saat digunakan kembali. Lalu, perlu diperhatikan juga sabun dan air yang digunakan untuk mencuci pembalut kain. Kalau aku yang males mencuci ini sih big no pakai pembalut kain. Apalagi saat ini ada pilihan menggunakan menstrual cup dan menstrual disc. 



Apa itu menstrual cup dan menstrual disc?

Penggunaan dua jenis penampung darah ini belum bisa populer di Indonesia karena mengacu pada budaya kita yang masih tabu memasukkan benda ke dalam vagina tadi. Lalu, kita sebagai wanita juga banyak yang belum paham area kewanitaan kita sendiri.  Sehingga banyak yang terintimidasi dengan bentuknya yang besar dan khawatir tertelan di vagina. Padahal, struktur vagina kita itu unik, dan bentuk menstrual cup maupun menstrual disc sudah disesuaikan dengan struktur vagina itu sendiri. 

Perbandingan letak menstrual cup dan menstrual disc pada vagina


4. Menstrual cup

Menstrual cup diletakkan di dalam saluran vagina. struktur vagina yang menyempit di luar memungkinan menstrual cup yang berbahan dasar silikon untuk tetap tertahan pada tempatnya. Jangan terintimidasi bentuknya, kesulitan menggunakan menstrual cup umumnya adalah karena belum rileks saat menggunakannya. Padahal apabila kondisi tegang, otot vagina akan mengeras, hal ini dapat menyebabkan menstrual cup sakit saat dimasukkan.

Berbagai model menstrual cup


Untuk lebih lengkapnya bisa simak tutorial wikihow ini: https://id.wikihow.com/Memakai-Cangkir-Menstruasi

Menstrual cup ada berbagai merek, kisaran harganya ada yang hanya belasan ribu (made in china) atau yang bermerek seperti Mooncup (terakhir harganya 600.000, tapi udah nggak nemu di marketplace. Dari review secara kasat mata, kedua jenis silikon ini tidak jauh berbeda. Mungkin ada di perbedaan grade silikonnya. Untuk kaum bebal sepertiku, pakai yang murah juga nggak masalah.


5. Menstrual disc

Menstrual disc juga dimasukkan ke dalam vagina, cara memasukkannya mirip memasukkan tampon. Akan tetapi menstrual disc akan berada tepat di bawah leher rahim dan terjepit di bagian serviks. Cara memasukkan menstrual disc agak berbeda dengan memasukkan menstrual cup. Mennstrual cup bisa dimasukkan secara tegak lurus ke dalam vagina, hal ini dikarenakan peletakannya memang di bibir vagina dan tidak sampai serviks. Namun berbeda dengan menstrual disc. Kondisi terlipat pada menstrual disk berukuran panjang seperti tampon. Bagiku yang nggak pernah pakai tampon, menggunakan menstrual disc agak susah pada awalnya. Akhirnya dengan memahami lagi daerah kewanitaan membuatku tidak kesulitan memakai menstrual disc ini.

Semalam, lihat tutorial ini dan Alhamdulillah sekarang nggak suit lagi menggunakan menstrual disc: https://www.periodnirvana.com/tips-for-inserting-a-menstrual-disc/


Berbagai model menstrual disc

Jadi, yang mana bestimu? 


18.7.23

ROG Phone 7 Performa Tanpa Kompromi!

 

Anak sekarang kalau kumpul pasti main game

Siapa yang anaknya hobi ngegame? Aku ikut angkat tangan nih. Permainan anak-anak zaman sekarang sudah berubah. Kalau dulu zaman kecil, misal ketemu teman-teman pasti main permainan fisik seperti lompat tali, gobak sodor, lompat kotak, atau bentengan. Duh, jadi nostalgia nih. Tapi kalau sekarang, anak-anak ngumpul biasanya terus mabar (main bareng) game online. Modal pergaulan zaman now lumayan mahal, ya nggak sih sis? Dulu modal kapur sama tali aja bisa bahagia, sekarang perlu ponsel dan paket data yang memadai. Huhuhu.

Sebenarnya, anak-anak bermain game online itu nggak masalah sih. Lewat game online mereka bisa menambah pertemanan dan mengasah problem solving, tapi memang perlu diingatkan untuk menjaga lisan ketika bermain. Kadang kan suka ada anak yang mengumpat ketika permainan game tidak sesuai keinginannya. Spesifikasi memang harus cukup tinggi kalau mau digunakan untuk game online, jadi kalau memorinya rendah, game online akan rawan nge-lag, hal begini yang kadang bikin anak nggak sabar. Kebetulan anak bujang sudah masuk kelas 7 di sekolah yang baru. Sebagai hadiah karena dia sudah berjuang untuk bisa lulus SD, maka aku berencana mencarikannya ponsel baru. Pilihan tertuju pada ponsel seri gaming, kenapa memilih seri gaming? Karena seri gaming umumnya memiliki RAM dengan spesifikasi tinggi. Cukup deh ujian kesabaran dengan masalah hidup, ponsel kita jangan. Wkwkwk

Beberapa poin ini jadi pertimbanganku memilih ponsel:

1.      Ponsel harus memiliki kapasitas memori yang besar

Kapasitas RAM ponsel yang cukup akan membuat ponsel nggak gampang nge-lag dan akan mengoptimalkan pekerjaan kita. Kapasitas memori yang besar juga akan membuat kita leluasa untuk berkreasi menggunakan ponsel

2.      Ponsel harus hemat baterai

Kebutuhan tinggi dalam menggunakan ponsel membuat kita perlu memiliki ponsel yang hemat baterai, jadi tidak perlu sering nongkrong di colokan listrik

3.      Desain ponsel harus kece

Performa ponsel sudah oke, desainnya juga harus mendukung dong, biar bangga bawanya. Desain ini termasuk juga ukuran dan bentuk ponsel. Desain ponsel yang tepat akan membuat ponsel nyaman digenggam dan digunakan untuk aktivitas-sehari-hari.

Desain ponsel kece bikin bangga dan nyaman dipakai

4.      Ponsel harus tahan banting

Sebagai orang yang ceroboh, memiliki ponsel yang tahan banting adalah keharusan. Akan sangat melelahkan (dan boros di kantong) kalau harus berganti ponsel karena rusak.

5.      Kalau bisa, jangan terlalu mahal, xixixi

Siapa sih yang nggak mau barang berkualitas dan murah? Ya, dengan kualitas yang saya persyaratkan di atas, tentu tidak mungkin dapat ponsel dengan harga yang sangat murah, tetapi setidaknya harganya worthed lah dengan kualitas yang diberikan.

Dengan sebanyak ini maunya, kira-kira ada nggak ya ponsel yang bisa memenuhi persyaratanku? Kayaknya sih iya ya. Ada brand ponsel kenamaan yang terkenal memiliki harga terjangkau namun spesifikasinya juara dan harganya terjangkau. ASUS. Lalu, kalau urusannya dengan gaming, brand ASUS punya ROG (Republic of Gamers) yang memang spesifikasinya didedikasikan untuk gamers dan memang brandingnya sangat kuat untuk segmen gamers.  Salah satu series ponsel gaming yang sebentar lagi diluncurkan adalah ASUS ROG Phone 7 series. Dari bocorannya sih spesifikasinya cukup memenuhi persyaratanku dalam mencari ponsel buat anak. Apa saja sih spesifikasinya yang membuatku kesengsem?

Tampilan ASUS ROG Phone 7 yang bikin kesengsem


1.      Performa Tanpa Kompromi

Performa menjadi pertimbangan utamaku dalam memilih ponsel. Karena performa ponsel yang baik akan meningkatkan kualitas hidup. Bayangkan saja waktu energi yang dihemat kalau performa ponselnya bagus. ROG phone 7 memiliki performa juara, processornya menggunakan Snapdragon® 8 Gen 2 Mobile Platform, bisa up to 16 GB LPDDR5X RAM, 512 GB UFS 4.0 ROM. Dijamin wus-wus pakai ponsel ini.

2.      Efisiensi Daya Tanpa Kompromi

Konsumsi daya menjadi pertimbangan selanjutnya dalam memilih ponsel. Tentu saya nggak mau ponsel saya menghabiskan waktu lama dalam posisi charging. Saya juga akan lebih memilih ponsel yang nggak cepat panas. ASUS ROG Phone 7 memiliki CPU berteknologi tinggi dengan desain pendinginan yang canggih. Keunggulan Snapdragon 8 Gen 2 Mobile Platform dipadukan dengan sistem termal GameCool 7 mengoptimalkan konsumsi daya sehingga pembuangan panas bisa dikurangi hingga 168%. Keunggulan ini membuatnya dapat dinobatkan menjadi ponsel gaming paling bertenaga dan hemat energi di tahun 2023.

3.      Nyaman dipakai

Layar ASUS ROG Phone 7 menggunakan AMOLED display sehingga pastinya gambar layar lebih jelas dan nyaman di mata. Kalau mau lebih nyaman lagi bisa menggunakan AeroActive Cooler 7. Pada alat ini ada subwoofer built ini sehingga menghasilkan suara yang kuat dengan kontrol haptic AirTrigger yang tak tertandingi. Gaming tanpa kompromi!

Gaming tanpa kompromi dengan ASUS ROG Phone 7

   

Lalu, harganya gimana dong? Ini dia contekan pricelistnya

  • ROG Phone 7 Ultimate (16/512GB) Rp 18.999.000
  • ROG Phone 7 (12/256GB) Rp 13.999.000
  • ROG Phone 7 (8/256GB) Rp 10.999.000

Masih bisa lho buat dapetin promonya, antara lain:

1. Early Bird Promo
Periode tanggal 18-31 Juli 2023.
Untuk setiap pembelian ROG Phone 7 series konsumen akan mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, dengan total hadiah senilai 2 juta rupiah. Promo ini berlaku di semua mitra penjualan resmi Asus offline, seperti: Erafone, Urban Republic, ROG Store, Asus Exclusive Store dan Asus Authorized Partners. Serta mitra online, seperti: Eraspace, Tokopedia, Blibli dan Asus Online store.

2. Consumer Launch Promo
Periode tanggal 18-23 Juli 2023 di Atrium Gandaria City Mall. Selain mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, konsumen juga akan mendapatkan tambahan spesial merchandise seperti:
ROG exclusive Jacket, MLBB limited edition T-Shirt dan juga 1000 MLBB diamonds, dengan total hadiah senilai 3,5 juta rupiah. Promo ini berlaku khusus untuk konsumen yang telah melakukan pre-order dari tgl.8-17 Juli secara offline di Erafone lalu melakukan pickup/pengambilan produk di event venue ataupun untuk konsumen yang akan melakukan pembelian langsung di event venue.

Well, siapa yang tertarik ROG Phone 7 nih?

15.1.23

Taliwang pemersatu tali silaturahmi

 

Fabbiayialairobbikumatukadziban...

Alhamdulillah..

Tak henti-hentinya aku bersyukur karena diberkahi lingkungan tempatl mengira bakal dapat perumahan yang masjidnya besar, jalannya lapang, dan tetangganya asyik begini. Sebenarnya sih bukan tetangga yang jaraknya dekat dengan rumahku sekarang, tapi masih satu komplek dan kalo dihitung belum berjarak 40 rumah kok. Hehe.

Awalnya aku hanya dekat dengan salah satu tetangga yang jadi langganan jus jambu. Kebetulan ibu ini memang cukup senior di perumahan. Dan di perumahan ini ada tradisi 'sambelan' alias ngumpul bareng sambil ngobrol. Kalo orang mikir kita ghibahin orang, ya nggak salah sih, tapi orangnya itu ya diri sendiri. La urusan sendiri aja ribet, ngapain ghibahin orang lain?

Kumpulan emak kudu produktif

Kebersamaan ini Alhamdulillah berlanjut dan semakin dekat. Kebetulan salah satu dari kami itu wonder woman. Masak-masak pinter, punya kendaraan dan berani nyertir kemana-mana (nggak penakut dan mageran kayak aku), dan satu hal yang  aku teladani dari beliau adalah keikhlasannya berbagi. Dia punya anak empat tapi masih sempat mengelola TPA dan itu tanpa dibayar, kalau ngumpul dia mau repot masak. Bener-bener warm as an angel. Nah,karena kelihaiannya memasak, aku jadi ketagihan sama masakannya. Salah satu yang selalu terbayang adalah ayam taliwang buatannya. Rasanya luar biasa dan tidak ada yang menandingi. Mungkin karena beliau asli Sumbawa. Nah, bisa masak ayam taliwang boleh dibilang #ResolusiKuliner ku, karena suami juga suka banget sama olahan ayam ini. Taliwang pemersatu tali silaturahmi. Karena gara-gara menu ini, orang satu komplek bisa berkumpul. Saat itu tahun baru dan bikin menu bakaran sepertinya seru. Akhirnya dimasaklah ayam taliwang bakar. Bumbu taliwang digunakan untuk ungkep ayam dan saat airnya mulai habis, langsung dibakar atau dipanggang.

Saat itu kita jalan seadanya aja. Nggak ada budget khusus dari kas perkumpulan warga. Pokoknya saling bawa makanan saja. Yang dimasak di tempat hanya ayam taliwang dan sosis, karena seru kan bebakaran begitu? Nggak berlebihan kan kalau kubilang ayam taliwang ini menjadi pemersatu silaturahmi warga perumahan, karena memang kenyataannya seperti itu.

Kenapa sih istimewa sekali?

Bumbu taliwang sangat spesial karena rasanya yang pedas berbumbu. Mengungkep ayamnya menggunakan santan sehingga gurihnya tidak diragukan lagi. Bila tidak suka pedas bisa menggunakan cabai merah saja. Yang jadi rahasia kenikmatan bumbunya adalah adanya ati ampela yang dimasukkan bersama dalam ungkepan ayam. Untuk penyajiannya akan lebih komplit bila ditambahkan plecing kangkung. Benar-benar menu yang bikin boros nasi.

Taliwang selesai diungkep

Ayam taliwang awalnya aku pikir berasal dari Lombok. Karena bumbunya cukup pedas. Tapi ternyata aku salah, karena ayam taliwang berasal dari daerah Taliwang, Sumbawa Barat. Saat itu ada kerajaa  yang berkuasa

Taliwang pemersatu tali silaturahmi. Menurut sejarah, ayam taliwang saat itu hadir sebagai makanan perdamaian antara Kerajaan Selaparang, Lombok dengan Kerajaan Karangasem, Bali. Saat itu ayam dikirim oleh kerajaan Taliwang sebagai permintaan perdamaian kepada Kerajaan Selaparang. Permintaan perdamaian ini dikarenakan peperangan yang terjadi semakin sering dan tidak sedikit nyawa yang lenyap sia-sia akibat peperangan tersebut. Misi ke Lombok ini adalah membawa prajurit saja pemuka agama, juru kuda, dan koki-koki andalan. Koki-koki ini selalu menyiapkan ayam Taliwang untuk para prajurit yang bertugas. Seiring berjalannya waktu para prajurit pun berbaur dengan masyarakat suku Sasak.

Dari interaksi tersebut pada akhirnya suku Sasak bisa mencicipi enaknya ayam Taliwang dan mereka saling berbagi ilmu tentang cara pengolahannya dengan memanfaatkan bumbu-bumbu sederhana.

Taliwang bukan sembarang Taliwang. Karena perjuangan menghadirkan ayam bakar taliwang saat tahun baru butuh usaha yang lebih. Pertama karena kita baru mulai mengumpulkan bahan untuk diolah saat sore hari, padahal malam sudah harus matang. Apesnyas, kita nggak dapat ayam segar, adanya hanya ayam beku. Awalnya aku sangsi, apa bisa setelah magrib sudah bisa diolah, padahal ayam masih kondisi beku gitu. Belum lagi bumbu dapur dan ubo rampe bebakaran yang tidak tersedia lengkap di warung yang kami datangi. Alhamdulillah karena rutin ganti air , akhirnya berhasil juga ungkep ayam bumbu taliwang sebelum Isya.

Setelah Isya, tetangga di perumahan mulai berdatangan. Walaupun tidak semua yang datang membawa makanan, tetapi makanan yamg tersedia cukup untuk begadang sampai pagi.

Ayam bakar endulita

Disengaja atau tidak, posisi duduknya menyesuaikan usia. Ada rombongan bapak-bapak, rombongan anak-anak, dan rombongan emak-emak. Yang repot tentu saja rombongan emak-emak. Tetapi, lelah itu seperti lenyap kala melihat banyak yang memuji masakan kita, ya kan?

Sampai akhir 2022 belum kesampaian nyobain bikin ayam taliwang sendiri, karena kesibukan dan memang praktis tinggal pesan ya. Ngelesnya sih berbagi rezeki. Hehe..

IDFB Blog Challenge

Indonesian Food Blogger

19.12.22

Perjalanan ke Pulau Dua Negara

Sebuah kejutan di akhir tahun. Saat itu aku mendapat tawaran untuk mengisi pelatihan di Pulau Sebatik, Kalimantan. Wow! Itu kan pulau yang dibagi 2 dengan Malaysia. Pasti menarik banget! Akhirnya kuputuskan mengambil tawaran tersebut walaupun berarti harus izin di beberapa kegiatan yang sudah teragendakan sebelumnya dan harus menyusun strategi supaya anak-anak tetap terurus.

Banyak hal dipersiapkan demi foto disini. Worthed!

Untungnya Faris sudah selesai ujian, jadi aku memberanikan diri meminta izin Pak Guru agar Faris izin sekolah selama aku dinas. Rencana mau kutitipkan ke omnya. Adiknya juga begitu, tetapi Fafa kemudian aku titipkan ke Mbak Tinah, pengasuhnya waktu kami masih di Jogja Kota.

Sabtu pagi kami bertiga turun ke Jogja menuju Jetis. Disana aku nitip mobil sekaligus nitip Faris. Tak lama Mbak Tinah datang ke rumah adikku. Langsung deh Fafa lengket gak mau lepas. Semua sudah aman, aku pun bisa berangkat dinas dengan tenang.

Untuk perjalanan ke bandara, aku memilih menggunakan kereta bandara. Selain cepat sampai, harga tiketnya juga murah. Makanya sering pada kehabisan.

Perjalanan ke Sebatik melewati Tarakan dulu. Ada pengalaman lucu saat kami akan berangkat. Ternyata pesawat ke Tarakan itu satu armada dengan pesawat ke Balikpapan. Saat itu kami masih santai di ruang tunggu, ternyata pesawat kami sudah mau boarding dong! Untung gak sampai ketinggalan pesawat nganggur ya. Huhuhu..

Gara-gara telat masuk pesawat, jadi deh kursiku yang sebelah jendela sudah ditempati orang lain. Berhubung pengen foto pemandangan di atas udara, jadi langsung tak tegur aja ibu yang menempati kursiku. Si ibu ini agak rempong, tapi biarin aja lah, yang penting aku dapat kursiku.

Pesawatku saat itu Super Air Jet. Baru tau kalau naik itu nggak dapat makan. Padahal 4 jam perjalanan, ditambah 1 jam karena WITA, jadi deh aku kelaparan di pesawat. Kalau si ibu rempong sih udah persiapan, bawa nasi ayam dan cemilan sendiri dia. Hihi.

Sampai di Balikpapan, kami diminta tetap duduk di kursi. Rupanya menunggu penumpang yang dari Jakarta. Kupikir-pikir, efisien sekali Lion Air Group ini. Mereka setting penerbangan seefisien mungkin. Walo kadang jadi ada insiden seat double gara-gara penggabungan pesawat ini. Karena gak hanya digabung per-maskapai, tapi juga antar maskapai yang masih dalam satu lion group.

Akhirnya sampai juga di Bandara Juwata di Tarakan. Untung pesen hotel plus makan malam, jadi setelah check in bisa langsung makan. 

Sup ikan kemangi by Swissbel Hotel Tarakan

Paginya, aku dan rombongan pelatihan berangkat ke pelabuhan. Perjalanan ke Pulau Sebatik melalui Pelabuhan Tengkayu I. Ada banyak pelabuhan di Tarakan ini. Perjalanan selama kurang lebih 2.5 jam dan relatif lancar. Kapal kami kemudian bersandar di Pelabuhan tingkat III Sei Nyamuk. Pelabuhannya di atas laut gitu. Dari pelabuhan kita bisa melihat Malaysia di seberang lautan.


Menginjakkan kaki di Pulau Sebatik membuatku tak henti bersyukur. Kondisi di pulau ini relatif maju dan damai, nggak seperti bayanganku tentang pulau di perbatasan. Suku yang menempati pulau ini mayoritas Bugis, Jawa, dan Melayu. Suku asli malah hampir nggak ada. Peserta pelatihanku rata-rata orang Bugis, terus waktu berkunjung ke Patok 3, penjual baksonya orang Trenggalek. Hihi.

Kemana saja di Sebatik?

Kupikir Sebatik itu pulaunya besar, ternyata tidak gaes, apalagi dia dibagi dua dengan Malaysia. Jadi sangat memungkinkan bagi kami mengunjungi semua spot wisata di Sebatik. Tapi, prioritas kami adalah berkunjung ke perbatasan. Karena wisata begini dimana lagi kalau nggak di sini?

1. Patok 3 dengan wisata rumah dua negara

Lokasi ini ikonik karena ada wisata rumah dua negara. Jadi disini ruang tamunya nasuk Indonesia, tetapi dapurnya sudah masuk Malaysia


Kalau sore, kita bisa melihat aktivitas penduduk yang baru pulang dari Malaysia



2. Tugu Perbatasan, Patung Garuda Perkasa

Wishlistku nih! Bikin foto di tugu Garuda buat foto profil. Haha! Alhamdulillah kesampaian.

3. Toko makanan malaysia

Disini aku puas banget belanja makanan Malaysia plus melihat langsung transaksi menggunakan ringgit dengan kembalian rupiah.

4. Pantai Marina

Sampai sini sudah sore, berharap dapat sunset, tetapi ternyata sunsetnya di belakang pantai, wkwk. Air lautnya kotor, mungkin karena tercampur air sungai.


5. Makan seafood ambyar di Warung Sari Laut Bang Mamao

Sebenernya agak lupa nama warungnya. Tapi kalau dilihat dari maps, kayaknya beneran ini warungnya. Kita pesan seafood ambyar yang penyajiannya di atas daun pisang. Isiannya banyak banget, kepitingnya mungkin ada 4 ekor, udang dan kerangnya besar-besar. Best dinner selama di Sebatik!

Video lengkap perjalanan Jogja-Sebatik:



Next, explore Tarakan. Walau hanya sempat ke Konservasi Hutan Mangrove dan Bekantan, tapi sangat berkesan. Berlokasi di tengah kota, lahan konservasinya seluas 2 hektar dan masih ada perluasannya juga. 

Dari hotel ke tempat konservasi cuma 15 menit jalan kaki

Luas banget lokasi konservasinya

Spesies di konservasi mangrove  Tarakan

Tempatnya bersih, banyak tempat sampahnya juga



Ketemu kadal lucu

Akhirnya bisa capture Bekantan walau dari kejauhan

8.9.22

Road to Doctoral. Preparing English requirement

 Hi. I wanna try to improve my ability in english writing. My senior said that my english writing is so messy. It will be obstacle to me, because the ability in english writing is the essential skill i must capable in. I also need this to get the suitable score for submit scholarship. But the first thing i must decide is, which english tes should i take to? TOEFL ITP, TOEFL IBT, or IELTS?



Of course, i wanna choose TOEFL ITP because it is the cheapest than another. But actually, get the minimum score is not easy. I will not take TOEFL IBT because i think it's rather confusing for me to understand. So, i'll try to study IELTS. 

Why IELTS?

Because i think that it is more practical and fun to learn. I try to improve my ability in listening with english song and podcast, read journal and summarize it, writing english like this, and try to speak english as many as i can.

Take simulation test is not enough for me!

Of course, is not as simple as that. I realize when i took listening and reading IELTS simulation in https://ieltsonlinetests.com/ , my score become varies, but still not achieve minimum requirement score. The listening and reading section in IELTS harder than TOEFL's listening and reading section. But i am optimistic could achieve my target. I just need to take intensive course. Not only to get the mentor that will guide me with some strategies to get higher band score, but also to push me to strict to the study time. 

Where to take intensive course?



There are so many options for me to take course, both online and offline. I choose online course which more suitable with my condition. There are so many online courses for IELTS offer in social media. Surely i choose the cheapest and the most credible one. Because i have experience for taking IELTS simulation test on Lister, so i choose it for my course. I also take another course in myskill. I choose it because it is the cheapest course of IELTS i've ever known entire Instagram, hehe. In the next post i will review both courses.

Implemented the skill on my real life

Learn using website and take course just not enough. I believe that language skill is about habit. That's why i should use my English regularly to maintain and improve my English skill. For the first time, i feel hard to enjoy podcasts or videos, read journals or articles in English, but I push myself to enjoy it. Alhamdulillah, my English listening and reading turn better and it helps me also to rich my insight and knowledge in my expertise.

I have tried to upgrade my speaking and writing skill. I try to improve my speaking by talking English regularly with friend or just self-talk, haha! My writing skill seems so bad, like you see in this post, but i tried to write my thoughts in English and have a tutor for correcting my writing. My English language journey still so far, but i will enjoy this process...


21.8.22

EDibaFREE Family Trip: Ke Bromo dan Malang Satu Hari Saja!

Aku masih inget banget. Waktu itu lagi scrolling #WonderfulIndonesia dan ngeliat foto Bromo. Bagus banget. Sambil berharap dalam hati, suatu hari pengen piknik kesini.



Nggak nyangka gayung bersambut! Besoknya dapat info kalau temen-temen penglajon di kantor berencana open trip ke Bromo dan Malang. Masya Allah! Memang Allah itu Maha Mengabulkan keinginan hambaNya ya. Tambah semangat karena sebagai anggota penglajon yang rutin bayar iuran pada periode yang ditetapkan, jadi biaya piknikku gratis. Pas pamit sama Ayah Edy, beliau tanya, nanti anak-anak gimana? Mikirku sih gampang aja, si Faris kan bisa aja sendiri di rumah, nanti Fafa titipin pengasuhnya yang dulu di Jogja. Terus doi tanya lagi, gak boleh bawa keluarga ya? Langsung aku kepikir. Oiya juga ya, kalau bisa bawa keluarga pasti lebih seru ya? Tapi belajar dari pengalaman ke Semarang kemarin, aku kayaknya keok kalo harus bawa anak-anak tanpa suami. Akhirnya doi mengiyakan buat ikutan. Saat itu masih awal Juli, dan gara-gara rencana ke Bromo ini akhirnya ayah memutuskan pulang ke Palembangnya setelah dari Bromo nanti. Alhamdulillah berkah trip Bromo, ayah jadi di Jogja hampir 2 bulan, hihi.

Sebenarnya biaya trip ini sangat murah karena dikoordinir sendiri dan tanpa penginapan. Tapi tetep butuh putar otak juga buat ngumpulin biaya 3 orang. Alhamdulillah masih bisa ketutup. Udah semangat pengen belanja keperluan ini itu buat di Bromo, karena ini pertama kalinya kesana, tapi akhirnya yang beneran di checkout cuma kaos kaki, sarung tangan, sama kupluk. Sempat khawatir kalau jaketku nggak cukup hangat buat disana, tapi ayah ngayem-ngayem buat gak usah lebay, masih sama-sama di Indonesia, dinginnya ya gitu-gitu aja. *gaya banget mentang-mentang pernah ke luar negeri.



Akhirnya hari yang ditunggu tiba, ayah malah meriang dan Fafa masih batuk. Waduh, masak nggak jadi sih? Sudah tinggal berangkat lo. Akhirnya kita membulatkan tekad untuk tetap berangkat, Bismillah. Yang penting perintilan obatnya sudah siap. Obat masuk angin dari yang diminum atau dioles, lengkap! Penting yakin gaes. Nah, masalah berikutnya, aku belum juga packing. Masih bingung pakai outfit apa, karena punyanya cuma sweater endorsan, kalau pakai jaket kok kayaknya jelek. Akhirnya sesuai saran penasehat busanaku (suami), akhirnya mantap pakai sweater endorsan (duile bangganya). Bawa baju tebal cadangan juga buatku dan Fafa. Dan terus nyadar kalo bajunya Faris nggak ada yang tebal. Tapi Bismillah ajalah, lemaknya Faris kan tebal ya (maaf ya Nak). Bocahnya meyakinkan aku kalau dia pasti baik-baik aja pakai kaos dan sweater seadanya.

Tiba-tiba waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua. Artinya aku harus menjemput Fafa di penitipan. Padahal drama packing belum usai (bener2 deh makemak tu ribet!). Akhirnya Fafa baru dijemput jam 2 kurang. Sembari persiapan berangkat, aku masih harus ikut rapat mewakili mbak kakelti yang anaknya opname. Pas di jalan sinyal putus-putus, tapi Alhamdulillah rapat terlalui dengan baik. Kami sampai di BRIN Gedongkuning jam 15.30, tepat sesuai jadwal. Perjalanan dengan bis dimulai jam 4 sore lebih sedikit. 

Alhamdulillah perjalanan lancar dan tepat jam 2 pagi kami sampai di Sukapura untuk nanti dijemput jeep. Di Sukapura, bisnya parkir di Lava Hill Resort. Gaya banget kan? Bukan orangnya, malah bisnya yang 'nginep' disana.

Persiapan naik jeep (foto atas dan bawah hanya pemanis ^_^)


Perjalanan menggunakan jeep melewati jalanan berdebu dengan bendera merah putih di jeep. Suasana perjalanan berangkat kayak di kawasan Dlingo, Bantul, jalanannya sempit dan curam. Kami sampai bertanya beberapa kali ke pak supir, dikira sudah sampai ke lokasi, karena banyak spot kerumunan orang di sepanjang jalan menuju Bukit Cinta, lokasi tujuan untuk melihat sunrise. Apalagi satu jeep yang pernah ke Bromo cuma si ayah, mana pas itu dia tidur pula! Akhirnya sekitar jam 4 kami sampai Love Hills atau Bukit Cinta. Dari sini kami harus jalan menanjak untuk mendapatkan sunrise. Pertama udah pede mau jalan kaki saja, tapi jalannya cukup curam, kasian juga Fafa karena aku pun merasa capeknya. Akhirnya pakai ojek yang tarifnya cukup mahal, yaitu 50.000. Untung sih cuma perlu 2 ojek buat kami berempat. Sampai lokasi agak kecewa karena masih benar-benar gelap. Agak terobati dengan pemandangan bibtang-bintang di langit. Sayang, kalau difoto pada malu-malu bintangnya, cuma sedikit yang kelihatan. Menjelang jam 5, baru deh cantiknya Bromo kelihatan. Masya Allah bagus banget pemandangannya. Nggak nyangka pemandangan yang selama ini hanya kunikmati dari foto dan video, akhirnya bisa kunikmati langsung. Walau butuh perjuangan untuk menikmatinya

Saat subuh adalah saat terdingin selama kami di Bromo.

Ternyata tebalnya baju nggak seberapa ngefek. Pakai kupluk juga nggak banyak membantu,karena bagian paling sensitifku terhadap dingin adalah tanganku. Saking dinginnya, rasanya kaku semua jari. Next harus nyiapin sarung tangan yang lebih tebal untuk mengurangi dinginnya pagi hari. Saat itu Fafa mengeluh kedinginan. Saat kupeluk anaknya malah protes,katanya tangan ibu dingin. Tapi nggak berapa lama Fafa lalu tertidur. Syukurlah. Saat yang lain sibuk berfoto. Aku cuma fokus menatap keindahan Bromo sambil memangku Fafa yang tertidur. Alhamdulillah. Wishlist bikin foto keluarga di Bromo kesampean juga.

Kumpulan foto keluarga di Bromo

Rencana awal kita kumpul ke destinasi selanjutnya pada pukul 5.30. Tapi molor setengah jam, baru jam 6 kita menuju destinasi selanjutnya.

Widodaren valley.

Awalnya tak kira semua namanya Bromo. Ternyata gunung yang berbentuk memanjang menyerupai lipatan itu namanya Gunung Widodaren. Beneran cantik kayak bidadari deh. Disini kita semua berkumpul untuk menyanyikan Indonesia Raya. Merinding, bagus banget videonya, padahal suara kita ya pas-pasan aja. Hihi.

Foto bersama

Kawah Bromo

Sebenarnya bisa seru dan lama disini. Karena perjalanan menuju Kawah Bromo cukup jauh dan menanjak. Baru sampai pura saja kayaknya jauh banget. Aku sih tau diri aja, nggak coba-coba kesana. Mending memaksimalkan foto-fotoan disini. Hihi.


Pasir Berbisik

Kata ayah, disini paling jelek pemandangannya. Katanya mirip Gumuk Pasir Parangtritis. Iya sih memang mirip, tapi tetep seru aja sih berfoto disini. Puas deh njepret duo FREE disini.

Setelah dari Pasir Berbisik, kami lembali ke Lava Hill Resort. Perjalanan pulang suasanya mirip kayak turun dari Dieng. Memang kawasan pegunungan punya suasana yang relatif mirip walaupun ada kekhasannya masing-masing.




Sebenernya bisa langsung mandi setelah turun dari jeep. Apalagi masih banyak tim yang belum sampai. Tapi mandinya di WC dan pas jam 10 itu airnya masih dingin banget. Eh akhirnya malah si Fafa yang minta mandi. Walo katanya airnya dingin, tapi tu bocah santai aja. Nggak mau pakai jaket lagi juga. Aku aja yang rada khawatir terus olesin minyak telon yang banyak ke badannya Fafa. Oh ya, setelah sampai di Lava Hill lagi, memang rasanya cukup panas. Mulai berkeringat dan bau asem mulai semerbak disini. Hihihi.

Sampai disini jadwal mulai bergeser. Kita sampai rumah makan jam 12, padahal dijadwalkan jam 11 sudah sampai. Untungnya plot waktunya sampai jam 1 siang, jadi waktu istirahatnya yang dipercepat. Alhamdulillah sampai disini masih aman jadwalnya. Tapi ternyata perjalanan lumayan macet, kita sampai di lokasi petik apel sudah jam 4 sore lebih. Ternyata modelnya naik angkot dulu ke kebun warga gitu. Worthed dan edukatif banget sih wisata kesini. Tapi, pesenku sih nggak usah 'nggragas' petik apelnya. Kalau perlu yang dipetik yang dimakan disana aja. Karena kalau bawa pulang, harga apelnya 2x lipat harga di toko buah di depan kebunnya. Epic nggak tuh! Kalau mau nebus juga minimal 2kg. Jadi daripada hasil petikanmu urung kamu tebus, malah kasian pemilik kebunnya, mending jangan banyak-banyak metiknya ya!


Nggak terasa, tiba-tiba sudah mau magrib. Akhirnya kita solat dulu di masjid sekitar loket petik apel. Selanjutnya kita perjalanan menuju Bakso Kota Cak Man di Alun-alun. Ternyata lokasinya nggak jauh dari lokasi petik apel. Sempat terjadi kendala bisnya nggak boleh parkir karena lokasi parkir sudah penuh, akhirnya kita hanya diturunkan dan nggak tahu akhirnya bisnya jadi parkir nggak. Setelah makan kita sempat bingung nunggu bisnya dimana. Untung sih sinyal lancar dan nggak ada yang 'bandel' misal dari kelompok. Sempet kurang 2 orang, itupun karena mereka mikirnya bisnya nunggu di tempat diturunin tadi.

Kurang dua destinasi lagi. Sebenernya saat itu badan sudah capek banget. Tapi sayang dong sudah sampai Malang cuma begini aja. Akhirnya waktu belanja oleh-olehnya agak dipercepat. Udah kayak lomba belanja aja kudu cepet-cepetan. Yang lain beli oleh-oleh, kita sih belanja kuncir rambut buat Fafa dan gantungan kunci buat kunci rumah. Wkwkwk. Eh, beli dodol sama jus apel sih, yang memang khasnya Malang. 

Batu Night Spectacular

Seru sih wahana disini. Mirip Dufan versi mini. Tapi aku nggak tertarik permainan adrenalin sih, jadi ya cuma ngeliatin aja. Masuk sini bisa foto sepuasnya di Selfie Box dan Trick Art Gallery+Maze of Horror. Awalnya Faris pengen main trampolin, tapi adeknya maunya main di playground. Akhirnya adeknya main sendiri dan si kakak nggak mau main trampolin sendiri. Nungguin aja adeknya main sambil cemberut. Ayah udah kecapekan akhirnya duluan ke bis. Setelah Fafa puas main, kita langsung ajak pulang. Alhamdulillah di bis pada tidur nyenyak. Sekitar jam 5 kurang bis sudah sampai di BRIN Gedongkuning. Anak-anak bangun dengan ceria, tak lupa kami subuhan dulu sebelum perjalanan pulang ke Gunungkidul. Fabiayyialairobbikumatukadziban.

Ke BNS Fafa pake kuncir rambut baru ^_^


 Alhamdulillah 2 malam 1 hari yang luar biasa! Semoga masih diberi kesehatan dan rezeki jadi bisa trip keluarga bersama teman rasa keluarga lagi. Aamin.

11.8.22

Pengalaman Pindah KTP dan Bayar STNK dengan KTP Beda Alamat di Jogja

Sudah hampir 2 tahun ini EDibaFREE Family tinggal di Gunungkidul. Tapi baru kemarin kami resmi jadi warga lantai 1 Jogja. Ya, akhirnya kami pindah KTP juga. Sebelumnya masih ragu mau pindah KTP. Alasannya, karena pelayanan pemerintah Kota Jogja yang ciamik banget. Masih inget bagaimana indahnya pengalamanku lahiran di Puskesmas Jetis. Rasanya, masih susah move on.

Baca: Pengalaman lahiran di Puskesmas Jetis

Selain itu, KTP Jogja masih dipertahankan untuk persiapan menyekolahkan anak lanang ke sekolah negeri di Jogja. Tapi, karena ada beberapa kebutuhan administrasi yang memerlukan KTP Gunungkidul, dan setelah dipertimbangkan lagi soal menyekolahkan anak ke Jogja, ah kayaknya nggak worthed mempertahankan KTP Jogja demi anak yang belum tentu sekolah di Jogja, sementara urusan administrasi di Gunungkidul jadi terhambat. Akhirnya, pada tanggal 3 Agustus 2022 aku mulai mengurus perpindahan penduduk.

Pengalaman pindah KTP di Jogja

Tanpa pengantar RT, RW, dan Kelurahan. Langsung via WA Dukcapil Jogja

Awalnya, aku belum tahu kalau ngurus pindah KTP full online. Ternyata, beneran semudah itu! Nggak perlu pengantar dari RT, RW, ataupun Kelurahan. Beneran ini membantu banget. Selain hemat waktu dan tenaga, tentu saja hemat biaya. Bisa dibayangkan, kalau perlu minta surat dari mereka, perlu berapa lama bolak balik demi dapat suratnya, nggak enak juga kalo nggak ngasih 'sesuatu'. Iya tau, itu gratisfikasi, tapi setelah dibantu terus nggak ngasih apa-apa kan nggak enak ya. Alhamdulillah syarat tersebut akhirnya dihapuskan. Psst, mengurangi sampah kertas juga kan.?

Beneran full online dan sehari jadi!

Setelah aku WA sekretaris RT di domisili lama dan beliau bilang sekarang ngurusnya langsung ke Dukcapil via WA, langsung Senin pagi (1/8/22) aku WA nomor tersebut. Nomornya bisa dicek di website ini:

https://dindukcapil.jogjakota.go.id/page/index/layanan-online-wa

Beda pelayanan, beda nomor WA. Masing-masing Dukcapil juga ada websitenya sendiri. Cek saja via google alamat website Dukcapil daerahmu. Kalau memang sudah ada pelayanan WA, nanti akan tercantum di websitenya.

Sistemnya keren sih ini, responsif. Tapi memang strict di jam kerja, kecepetan 2 menit aja harus WA ulang. Aku ngisi formnya langsung pakai aplikasi PDF, dan sebelum jam 10 berkas sudah aku WA kembali. Jam 11 dapat konfirmasi berkas sudah bisa diproses. Gak sampai 24 jam langsung dapat email dari email resmi Dukcapil Kemendagri. 

Selesai kirim berkas, lalu dapat WA untuk menunggu 1×24 jam

Gak sampai 24 jam, surat pindah sudah jadi!

Proses di Dukcapil Gunungkidul

Walau masih Yogyakarta, aku gak mau berekspektasi pelayanan Dukcapil Gunungkidul bakalan sebagus Dukcapil Kota Jogja. Tapi, memang sebagus itu sih Dukcapil sekarang. Kuncinya WA di jam kerja. Kalau bisa ngepas jam 8, karena aku tertolak berkasnya, karena kirim di jam 12.44 (seharusnya bisa sampai jam 13.00 tapi saat itu kuota sudah penuh). Tapi nggak masalah sih, tinggal kirim ulang besoknya di jam 8 pagi, setelah itu proses komunikasi kayak kita lagi WAnan gitu. Bisa nyambi kerja, nggak keluar bensin, nggak perlu emosi karena harus ngantri. Haha!

Cuma chattingan tau2 dokumen sudah diproses

Setelah semua dokumen lengkap, lalu kita dapat nomor untuk pengambilan berkas. Proses pencetakan berkas adalah seminggu atau 5 hari kerja. Sejauh ini nggak perlu izin atau cuti buat ngurus berkas kependudukan. Beneran sesuai jargonnya "Ngurus dewe, gampang, ora mbayar"

Pengambilan berkas

Akhirnya tiba waktunya ambil berkas kependudukan baru (KTP, KIA, dan KK). Sempet salah tempat, karena datangnya ke Dukcapil Gunungkidul, padahal pengambilan berkasnya di Mall Pelayanan Terpadu di Terminal Dhaksinarga. Agak jauh dari pusat kota memang. Tapi keren banget tempatnya. Entah terminalnya masih dioperasikan atau nggak ya, karena kayaknya nggak ada lalu lalang bis disini. Malah bisa jadi tempat trek-trekan nih. Haha!



Masuk ke Mall Pelayanan Terpadu-nya beneran kayak lagi masuk mall atau hotel gitu. Di pintu masuk kita akan disambut mbak resepsionis yang ramah dan cantik. Ada mas yang siap membantu bila ada yang perlu ditanyakan juga. Kalau baca beritanya sih, awalnya pelayanan terpadu ini untuk kemudahan pengurusan izin di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu. Tapi terus berkembang, ada Badan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Sosial, dan Dukcapil. Yang 2 terakhir ini yang biasanya ramai antrian, apalagi Dinas Sosial. Yang urusan sama BPJS soalnya ngurusnya ke Dinas Sosial ini. 

Kembali soal pengurusan berkas kependudukan EDibaFREE Family. Nggak sampai 10 menit antrianku dipanggil dan langsung ambil berkasnya. Kalau saja nggak harus kerja, rasanya pengen berlama-lama disitu. 

Ruang tunggunya nyaman banget!

Oh ya, karena mumpung lagi di luar, kebetulan STNK pajaknya habis. Jadi sehabis dari ngambil KK dan KTP baru, aku langsung cuss ke Samsat. Eniwei, kenapa yak bayar pajak kendaraan bermotor nggak sekalian bisa di Mall Terpadu ya? Pasti lebih enak lagi ya kalo bisa gitu.

Bayar Pajak dengan KTP beda alamat, bisa nggak sih?

Waktu aku pasang story kalau ganti KTP, langsung masuk beberapa japri. Pertanyaannya sama, kalau ganti KTP gitu, bermasalah nggak administrasinya?

Jawabannya nggak. Karena nanti STNKnya masih mencantumkan alamat lama. Dan yang paling penting, nomor KTP kita nggak akan berubah, jadi tenangno pikirmu gaes. Lagian biarin aja alamatnya tetep gitu, kalau pindah malah harus urus mutasi, biaya lagi, ye kan? So far karena aku masih sama-sama Jogja, jadi nggak masalah bayar pajaknya di Gunungkidul. Yang mungkin agak ribet kalau pindah dari luar Jogja, karena harus diurus di provinsi asal. Semoga kedepannya ada inovasi untuk pembayaran STNK online dan berkasnya dikirim pos. Kalau nggak salah di Jabar sudah ada, tapi kurang paham implementasinya gimana. 

Kalau ada yang perlu ditanyakan silahkan komen ya...